Ruby Sparks adalah sebuah drama komedi yang akan mengajak anda untuk ikut berfantasi bersama Calvin tentang bagaimana ia membangun kehidupan asmaranya. Apa yang akan anda lakukan jika diberi kesempatan untuk menciptakan seseorang sesuai dengan keinginan anda? Calvin mendapatkan kesempatan itu, dan ia mempergunakannya dalam konteks yang wajar. Ya wajar, ada suka dan duka. Konsep cerita yang sangat menarik sudah ditawarkan oleh Zoe Kazan sejak awal. Seorang novelis yang dicampakkan oleh kekasihnya, didatangi oleh karakter hasil imajinasinya. Tidak ada karakter lain yang menciptakan konflik berat diantara mereka, hanya permainan emosi dari Calvin yang terus mencoba menyelesaikan bukunya, dengan Ruby yang selalu berada disekitarnya. Yang menjadikan film ini menarik tentu saja adalah pertanyaan besar yang diciptakan sejak awal, apakah Ruby nyata, atau tidak? Pertanyaan tersebut terus menggantung hingga akhir, terus berputar dipikiran anda, meskipun beberapa bagiannya telah dibuka di tengah cerita. Ya, bahkan hingga scene terakhir saya masih tidak yakin apakah Ruby nyata atau tidak. Zoe Kazan sukses dalam hal ini.
Jonathan Dayton dan Valerie Faris tetap pada gaya mereka. Sama seperti apa yang mereka berikan di Little Miss Sunshine, Dayton dan Faris membentuk Ruby Sparks menjadi sebuah kemasan cerita yang mengandalkan kejujuran digaris terdepan. Ya, apa yang dilakukan Calvin tentu saja akan anda lakukan jika mendapatkan kesempatan yang sama. Tidak ada romantisme berlebihan, justru sebuah kisah manis dan lucu yang ditawarkan melalui sebuah konflik utama yang sebenarnya sangat serius. Sejak awal hingga akhir anda akan menyaksikan sebuah cerita yang bagi saya sangat cerdas dan unik, dan terasa lembut karena dibantu hasil maksimal yang diberikan semua elemen pendukung cerita. Film ini semakin menyenangkan karena disamping cerita yang di bentuk dengan maksimal, segala joke dan humor yang disuntikkan juga bekerja dengan baik. Dan, film ini ditutup dengan cara yang sangat tepat, dan tidak terkesan murahan.
Film ini tentu saja milik Zoe Kazan dan Paul Dano. Chemistry yang mereka bangun sangatlah kuat. Suasana ceria dan tertekan divisualisasikan dengan baik. Sosok genius tampak lewat wajah dari Paul Dano, dan seorang pelukis yang bebas berada dalam diri Zoe Kazan. Apakah mereka dapat tergantikan? Tentu saja. Namun jika disuruh memilih, saya tidak akan mengganti mereka dengan pemeran lain. Mereka sebuah tim yang saling melengkapi, dan sukses menjadikan dua tokoh utama tetap menjadi fokus cerita meskipun hadir beberapa nama lain yang bisa saja mencuri perhatian anda, seperti Chris Messina, Annette Bening, dan Antonio Banderas. Bagaimanakah kisahnya? Saksikan kelanjutan filmnya secara langsung di sini di Nonton Film Online.
LIHAT TRAILER FILMNYA DISINI
LIHAT FILMNYA DISINI